penelusuran dari blog ini

Sabtu, 10 Oktober 2009

latihan link 2

latihan membuat link lagi, tapi kali ini agar blog saya tetap terbuka ketika link di buka, kalo pengin mencoba juga klik disini

latihan buat link

ini lagi latihan membuat link, kalo pengin coba juga silahkan klik disini

Kamis, 01 Oktober 2009

pendaftaran cpns

Akhir akhir ini lagi rame ramenya musim pendaftaran cpns, mulai dengan lowongan cpns berbagai departemen yang sudah mulai di buka sampai dengan lowongan cpns daerah yg gosipnya dah santer akan dibuka di bulan oktober ini. cpns sekarang kembali menjadi incaran bagi kebanyakan orang. di tengah semakin ketatnya persaingan di dunia kerja cpns merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan masa depan yang terjamin, walaupun gaji dapat di bilang tidak terlalu tinggi namun jaminan kepastian kerja, aman dari phk, jaminan hari tua dengan adanya pensiun dan banyak lag hal yang membuat cpns sekarang kembali dikejar oleh sebagian besar pencari kerja

sungguh besar harapan agar seleksi penerimaan cpns untuk periode ini dan periode yang akan datang dilaksanakan dengan bersih tanpa ada kecurangan. dengan seleksi yg bersih maka calon yang lulus seleksi diharapkan merupakan alat negara yang bersih pula

Selasa, 22 September 2009

facebook di Ngrandu, kaliagung

Face book adalah gejala yang sudah mewabah dimana mana, kata mewabah bukanlah maksud saya untuk memberikan konotasi negatif pada facebook, sebatas kekaguman saya akan pesatnya perkembangan jumlah penggunanya, justru sebaliknya facebook mempunyai peran yang penting untuk mempererat silaturahmi, dengan facebook silaturahmi menjadi begitu mudah, anda ingin menjumpai teman lama anda yang sudah lama tidak kontak atau dapat dikatakan sudah hilang jejaknya? Itu bukanlah pekerjaan yang sulit

Tak tanggung tanggung dalam perkembanganya facebook sudah menjamah seluruh penjuru nusantara bahkan sampai di pelosok pelosok pedesaan. Itu yg saya rasakan. Saya tinggal disebuah dusun kecil yang berada di yogyakarta bagian barat, tepatnya alamat saya adalah dusun Ngrandu, kaliagung, sentolo, kulon progo. Di sebuah dusun yang masih sepi dari bisingnya suasana kota, facebook sudah merupakan sebuah kegiatan yang menjamur. Menurut saya kecenderungan untuk bertegur sapa atau iseng iseng cari temen dan cari kegiatan yang dulunya dominan dilakukan dengan sms ria, sekarang sudah mulai beralih menjadi berfacebook ria, betapa tidak akses facebook begitu mudah dilakukan melalui telepon seluler

Oke dah Met bwat facebook dan facebook mania

Kamis, 27 Agustus 2009

penelitian pendidikan

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
KELAS VII SLTP NEGERI  SENTOLO

OLEH :
BAMBANG TRINUR SINGGIH, S.E.
NMS: 074551398
JURUSAN AKTA MENGAJAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2008
DAFTAR ISI
Halaman judul ........................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................
1.4 Manfaat Hasil Penelitian..................................................................
BAB II Kajian Pustaka Dan Rencana Tindakan
2.1 Minat ...............................................................................................
2.2 Belajar .................. ..........................................................................
2.3 Model pembelajaran Group Investigation ......................................
BAB III Metode Penelitian
3.1 Setting Penelitian.............................................................................
3.2 Persiapan Penelitian Penelitian........................................................
3.4 Pembentukan Instrumen ..................................................................
3.5 Analisa dan refleksi .........................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal.kelas masihberfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar IPS.

1.2 Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran group Investigation ( menemukan secara berkelompok ) dapat meningkatkan minat belajar IPS bagi siswa ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini adalah agar siswa meningkatkan minatnya dalam belajar IPS; sehingga siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap yang positif.

1.4 Manfaat Dan Hasil Penelitian
1.4.1 Siswa
Siswa termotivasi sehingga senang belajar IPS dan dapat memperoleh pengalaman belajar.
1.4.2 Guru
Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran.
1.4.3 Sekolah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
1.4.4 Pengembangan Kurikulum
Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1 Minat
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1981 ). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.

2.2 Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. ( Hamalik Pemar : 2001 ). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan siswa itu salah satunya dapat tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.

2.3 Model Pembelajaran Group Investigation ( Sharan, 1992 )
Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan ( Richey, 1986 ). Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip. Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas VII SLTP Negeri 3 Sentolo, yang berlokasi di Jalan Sentolo-Pengasih. Sentolo kulon Progo. Jumlah siswa 40 orang, dengan latar belakang sosial ekonomi yang heterogen.

3.2 Persiapan Penelitian
Untuk memperlancar pelaksanan Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini, kami telah mempersipkan instrumen dan penilaian.

3.3 langkah Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) ini menggunakan beberapa langkah yaitu

A. Pendahuluan
Mempersiapakan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :KD : Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehsri-hari., Indikator : Mendiskripsikan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Langkah Utama
1. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mendiskusikan jenis-jenis sumber daya dan kebutuhan secara berkelompok.
3. Guru memanggil ketua kelompok dan masing-masing diberi tugas mendiskusikan sumber daya alam, sumberdaya manusia, sumber daya buatan, dan sumber daya teknologi.
4. Masing-masing kelompok mengamati dan mendiskusikan materi sesuai dengan tugasnya secara kelompok.
5. Setelah selesai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

C. Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan pengamatan dan diskusi itu.

3.4 Pembentukan Instrumen/ Teknik pengumpulan data.
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan instrumen berupa :
a. Catatan yang meliputi “ Persiapan, pelaksanaan dan Penelitian “
b. Lembar evaluasi
c. Lembar Observasi
d. Angket

ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN IPS
Isilah Pernyataanberikut dengan jawaban :Selalu ,Sering ,Jarang ,atau Tidak pernah
1 .Saya senang mengikuti pelajaran IPS
2 .Saya rugi bila tidak mengikuti pelajaran IPS
3 .Saya merasa pelajaran IPS bermanfaat
4 .Saya menyerahkan tugas IPS tepat waktu
5 .Saya berusaha memahami pelajaran IPS
6 .Saya bertanya jika kurang jelas
7 .Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah
8 .Saya mendiskusikan materi pelajaran
9 .Saya berusaha memiliki buku IPS
10 .Saya berusaha mencari bahan di perpustakaan

Keterangan
Skor untuk jawaban pernyataan tersebut adalah:
Selalu : 4
Sering: 3
Jarang: 2
Tidak : 1

OBSERVASI MINAT SISWA
1. Untuk mendapatkan informasi lengkap Tentang minat siswa selama belajar IPS dilakukan observasi.
2. Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru
3. Giat melakukan tugas-tugas kelompok
4. Mengajukan pertanyaan / menanggapi pertanyaan
5. Dapat bekerja sama dalamkelompok
6. Giat membaca buku Geografi Dapat berdiskusi tentang Geografi
7. Senamg membaca peta /menggambar peta
8. Membuat laporan hasil membaca

Keterangan Skala Penilaian
0 : Tidak melakukan
1 : Dilakukan kurang baik
2 : Dilakukan cukup baik
3 : Dilakukan dengan baik
4 : Dilakukan sangat baik

3.5 Analisa Data
Data yang dicatat tiap langkah meliputi :
a. Data hasil pemahaman materi belajar
b. Data hasil minat belajar dalam melaksanakan tugas mengamati cuaca dan
diskusi

Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar ( KBM ) yang hendak dicapai. Data sebelum dan sesudah tindakan di bandingkan sehingga diketahui perubahan minat siswa dalam belajar IPS.

.

rencana pembelajaran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/ MTS
Mata pelajaran : Ilmu pengetahuan social
Kelas/ Semester : VII (Tujuh)
Standar kompetensi : Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan.
Kompetensi dasar : Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari hari.

Indikator
• Mendiskripsikan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai kegiatan pembelajaran siswa dapat
1. Menjelaskan arti kebutuhan ekonomi
2. Mengidentifikasi berbagai kebutuhan ekonomi manusia
3. Mengidentifikasi sumberdaya yang ada
4. Menjelaskan pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Arti kebutuhan ekonomi
2. Berbagai kebutuhan ekonomi manusia
3. Sumberdaya yang ada
4. Pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan




C. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Tugas

D. STRATEGI PEMBELAJARAN
Materi : pemanfaatan sumber daya ekonomi
1. Pendahuluan
• Presensi siswa, kerapian dan ketertiban siswa
• Motivasi siswa, mempersiapkan materi yang akan dibahas
2. Kegiatan
• Guru memandu siswa untuk melaksanakan diskusi secara kelompok dan mengatur tempat duduk serta pembagian tugas menulis hasil diskusi Masing masing
• Masing –masing kelompok mendiskusikan tentang pemanfaatan sumber daya ekonomi
• Mempresentasikan hasil dari masing- masing kelompok
• Melakukan penilaian dari hasil pengamatan diskusi

3. Penutup
• Membuat kesimpulan bersama hasil diskusi
• Melakukan tes/ pertanyaan
• Melakukan tugas individu

rencana pelaksanaan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP/ MTS
Mata pelajaran : Ilmu pengetahuan social
Kelas/ Semester : IX/ 2
Standar kompetensi : Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasianal
Kompetensi dasar : Mendiskripsikan kerjasama antar Negara dibidang ekonomi dan dampak kerjasama antar Negara terhadap perekonomian Indonesia
Indikator
• Menjelaskan arti kerjasama internasianal
• Mengidentifikasi factor- factor penyebab terjadinya kerjasama internasional
• Mengidentifikasi dampak kerjasama internasional
• Mengidentifikasi badan badan kerjasama ekonomi baik regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia
Alokasi waktu : 2 x 40 menit


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai kegiatan pembelajaran siswa dapat
1. Menjelaskan arti kerjasama internasional
2. Mengidentifikasi factor- factor penyebab terjadinya kerjasama internasional
3. Mengidentifikasi dampak kerjasama internasional
4. Mengidentifikasi badan badan kerjasama ekonomi baik regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. arti kerjasama internasional
2. factor- factor penyebab terjadinya kerjasama internasional
3. dampak kerjasama internasional
4. badan badan kerjasama ekonomi baik regional maupun multilateral yang penting bagi Indonesia

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Tugas

D. STRATEGI PEMBELAJARAN
Materi : Kerjasama ekonomi internasional
1. Pendahuluan
• Presensi siswa, kerapian dan ketertiban siswa
• Motivasi siswa, mempersiapkan materi yang akan dibahas
2. Kegiatan
• Guru memandu siswa untuk melaksanakan diskusi secara kelompok dan mengatur tempat duduk serta pembagian tugas menulis hasil diskusi Masing masing
• Masing –masing kelompok mendiskusikan tentang kerjasama internasional
• Mempresentasikan hasil dari masing- masing kelompok
• Melakukan penilaian dari hasil pengamatan diskusi

3. Penutup
• Membuat kesimpulan bersama hasil diskusi
• Melakukan tes/ pertanyaan
• Melakukan tugas individu

contoh program tahunan dan program semester

PROGRAM TAHUNAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Program Keahlian : dimensi kehidupan manusia
Kelas : VII Tahun Pelajaran : 2008/2009

Semester Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Tempat Keterangan
Kelas Studi lapangan
I Mendiskripsikan keanekaragaman bentuk bumi 8 √
I Mendiskripsikan Proses pembentukan bumi 4 √
I Mendiskripsikan Interaksi sebagai proses sosial 6 √
I Mendiskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian 4 √
I Mendiskripsikan manusia sebagai makhluk social dan ekonomi yang bermoral 6 √
I Mengidentifikasi tindakan ekonomi rasional 4 √
II Mendiskripsikan kehidupan masa pra aksara 6 √
II Mendiskripsikan kehidupan masa awal aksara 6 √
II Mengidentifikasi bentuk- bentuk interaksi sosial 4 √
II Menguraikan proses interaksi sosial 6 √
II Mendiskripsikan motif dan prinsip ekonomi 6 √
II Mengidentifikasi tindakan- tindakan ekonomi 4 √







PROGRAM SEMESTER
SLTP N SENTOLO

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : II / I
Tahun Pelajaran : 2008 / 2009
Alokasi Waktu : 32 x 45 Menit

No Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Diberikan pada bulan / minggu ke :
Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Mendiskripsikan 8 √
Keanakaragaman bentuk √
bumi √

2. Mendiskripsikan Proses 4 √
pembentukan bumi √



3 Mendiskripsikan Interaksi 6 √
sebagai proses sosial √



4 Mendiskripsikan sosialisasi 4 √
sebagai proses pembentukan √
kepribadian



5 Mendiskripsikan manusia 6 √
sebagai makhluk social dan √
ekonomi yang bermoral √



6 Mengidentifikasi tindakan 4 √
ekonomi rasional √




Sentolo, 14 Juli 2008

Kepala SLTP N Sentolo



( )

Diverifikasi



( )

Guru Mata Pelajaran



( Bambang T, S.E.)



















PROGRAM SEMESTER
SLTP N SENTOLO

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / I
Tahun Pelajaran : 2008 / 2009
Alokasi Waktu : 32 x 45 Menit

No Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Diberikan pada bulan / minggu ke :
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Mendiskripsikan kehidupan 6 √
masa pra aksara √


2. Mendiskripsikan kehidupan 6 √
masa awal aksara √



3 Mengidentifikasi bentuk 4 √
bentuk interaksi sosial √



4 Menguraikan proses interaksi 6 √
sosial √



5 Mendiskripsikan motif dan 6 √
prinsip ekonomi √




6 Mengidentifikasi tindakan 4 √
tindakan ekonomi √






Sentolo, 14 Juli 2008

Kepala SLTP N Sentolo



( )

Diverivikasi



( )

Guru mata pelajaran



Bambang T, S.E.

kerja sama internasional

Kerjasama internasional adalah hubungan yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyatdan untuk kepentingan Negara-negara di dunia

Fungsi kerjasama internasional:
1. Memperlancar hubungan ekonomi dan system pembayaran
2. Kerjasama untuk menciptakan hubungan timbale balik dengan perjanjian ataupun melalui badan/ organisasi internasional

Faktor penyebab timbulnya kerjasama internasional
1. adanya keuntungan yang diharapkan dicapai oleh masing-masing negara
2. Adanya perbedaan sumberdaya yang dimiliki oleh masing-masing Negara (perlunya pertukaran sumberdaya)
3. Perlunya penyatuan kekuatan untuk tujuan bersama

Bidang kerjasama meliputi: politik, ekonomi, social, budaya, hankam, berpedoman pada politik luar negeri masing masing

Kerjasama ekonomi internasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Negara yang bersangkutan.

Dampak positif kerjasama ekonomi internasional
1. Dapat meningkatkan kesejahteraan eknomi
2. Saling melengkapi dan menutupi kekurangan / kelemahan masing masing Negara
3. pertukaran sumber daya yang dimiliki
4. membentuk sinergi kekuatan dalam pembangunan ekonomi
5. alih teknologi dari Negara maju kenegara berkembang

Dampak negative kerjasama ekonomi internasional
1. Ketergantungan pada fihak asing
2. Negara yang lemah sering kali dirugikan dalam kerjasama

PGRI

Nama : Bambang Trinursinggih
Nms : 074551398
Jurs : Akta Mengajar
Klas : D

Yang ku tahu tentang PGRI
PGRI adalah singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia. Berdiri tanggal 25 November 1945 pada kongres guru Indonesia yang diselenggarakan di Surakarta Jawa tengah. Jangkauan organisasi ini berskala nasional dan terbuka menyeluruh untuk semua guru. Berdirinya organisasi ini menyatukan perjuangan guru dari semua tingkat dan golongan. PGRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Organisasi ini bertujuan:
1. Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mempertahankan , mengamankan, serta mengamalkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
2. Berperan aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
3. Berperan serta mengembangkan system dan pelaksanaan pendidikan nasional.
4. Mempertinggi kesadaran dan sikap guru, meningkatkan mutu dan profesi guru dan tenaga kependidikan lainya.
5. Menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan anggota serta kesetiakawanan organisasi.

PGRI telah melewati sejarah perkembangan yang panjang sehingga sudah mencapai taraf perkembangan yang matang. Tahap-tahap perkembangan tersebut adalah:
1. Tahap Formatif (1945-1955)
2. Tahap Pancaroba (1955-1966)
3. Tahap Stabilisasi dan pengembangan (1967-1998)
4. Tahap Perkembangan lanjut (1998- Akhir)

Dalam keanggotaan PGRI menggunakan sistem stelsel aktif. Anggota PGRI adalah warga Negara Republik Indonesia khususnya guru dan tenaga kependidikan lainya yang secara sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam anggaran rumah tangga.

Harapan ku pada PGRI
• PGRI memperjuangkan agar seleksi guru CPNS dilaksanakan dengan jujur dan adil tanpa korupsi, kolusi dan nepotisme.
• PGRI terus ikut menyelenggarakan pendidikan melalui lembaga-lembaga pendidikan PGRI
• Kepengurusan PGRI bersifat terbuka, maksudnya pengurus PGRI tidak harus di jabat oleh guru PNS
• Tetap independent dan tidak terseret oleh arus dan kepentingan politik praktis
• Melakukan inovasi system pendidikan yang baru, dan diterapkan di lembaga penididikan PGRI.

opini tentang pgri

OPINI PGRI
TUGAS MATA KULIAH KE-PGRI AN














OLEH :
BAMBANG TRINUR SINGGIH, S.E.
NMS: 074551398
JURUSAN AKTA MENGAJAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2008




Nama : Bambang Trinur Singgih
NMS : 074551398
Klas : D
Opini PGRI

PGRI adalah singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia. Berdiri tanggal 25 November 1945 pada kongres guru Indonesia yang diselenggarakan di Surakarta Jawa tengah. Jangkauan organisasi ini berskala nasional dan terbuka menyeluruh untuk semua guru. Berdirinya organisasi ini menyatukan perjuangan guru dari semua tingkat dan golongan..
Sebagai organisasi perjuangan PGRI merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak asasinya baik secara pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, maupu pemangku profesi keguruan. Pgri bertujuan untuk mewujudkan hak-hak kaum guru dalam wadah Negara Kesatua Republik Indonesia.Perjuangan dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara konstitusional,procedural dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera. Untuk itu PGRI secara konsisten dan konsekuen memperjuangkan kesejahteraan guru, baik lahir maupun batin, baik materiil maupun non materiil agar mereka dapat memperoleh kepuasan kerja yang didukung dengn imbalan jasa yang memadai, rasa aman dalam kerja, lingkungan kerja yang kondusif, pergaulan antar pribadi yang baik dan sehat, serta memperoleh kesempatan pengembangan diri dan karier.
Sebagai organisasi profesi PGRI berfungsi sebagai wadah kebersamaan dan rasa kesejawatan para anggota dalam mewujudkan keberadaanya dilingkungan masyarakat, memperjuangkan segala aspirasi dan kepentingannya suatu profesi, menetapkan standar prilaku professional, melindungi seluruh anggotanya, meningkatkan kualitas kesejahteraan, dan mengembangkan kualitas pribadi dan profesi. Setiap anggota PGRI mendapat perlindungan dalam mewujudkan profesionalismenya. Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi dan profesi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif. Kinerja guru professional akan tercermin dalam pelakasanaan tugasnya yang dilandasi keahlian dalam materi maupun metode. Keahlian yang diamati oleh guru professional diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Dengan keahlian itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.
Setelah mampu mengambil hikmah dari pengalaman selama kurun waktu lebih dari setengah abad PGRI secara berencana memikirkan kemungkinan arah pengembangannya dalam kurun waktu 30 tahun mendatang . selama ini perjuangan PGRI sebagai organisasi profesi guru tercermin dalam 3 bentuk. Pertama perjuangan dalam bentu gagasan, nilai, norma, peraturan dan sejenisnya.Kedua , yang berwujud dalam pola tndakan sesuai dengan tantangan zamanya. Ketiga, wujud perjuangan professional sebagai identitas PGRI yang yeruji dalam pasang surut peran yang diembanya dalam panggung sejarah Indonesia sejak tahun 1945.
Apabila kita dengan sadar dan sengaja menyediakan waktu untuk meneliti kembali secara cermat gagasan gagasan , pola tindakan dan prestasi PGRI sejak awal bersirinya sampai sekarang, maka akan kita temukan kembali bahwa bahwa pada hakekatnya PGRI adalah sebuah organisasi profesi pendidik pada mumnya dan para guru pada khususnya. Akan tetapi tampak bahwa penampilan PGRI yang tercermin dari keputusan konggres yang satu ke konggres yang lain seolah olah sebagai organisasi masa yang lebih bersifat politis daripada professional.
Berdasar pengamatan bertahun-tahun, tamp-ak jelas bahwa PGRI seperti juga oeganisasi yang lainya mempunyai pengalaman yang penting dalam rangka menyukseskan strategi yang bersifat kuantitatif , dalam arti menggalang masa secara plitis, terutama waktu menjelang pemilu. Misalnya seperti diketahui , sejak mulainya orde baru dan kemudian munculnya sekber Golkar, PGRI merupakan salah satu eksponen Golkar sejak awal. Dilain pihak pelaksanaan dan perjuangan PGRI yang mengarah pada strategi kualitatif terasa tersendat- sendat. Untuk masa kini dan masa mendatang PGRI perlu memikirkan, memilih, memutuskan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi berbagai pola pikir, pola tindakan,dan prestasi yang diharapkan dalam rangka meningkatkan profesionalismenya dibidang pendidikan pada umumnya dan keguruan pada khususnya.
Masa depan menuntut semakin tingginya kualitas dari pada semata mata kuantitas(jumlah anggota). PGRI sangat berpengalaman dalam melayani para anggotanyayang sebagian besar guru SD, sementara peningkatan kualitas profesi diperlukan oleh para guru pada semua jenis jenjang pendidikan. Untuk itu PGRI dituntut untuk lebih akrab dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para guru sekolah menengah, dan bahkan para dosen perguruan tinggi.Hal in pada giliranya akan berimplikasi pada strategi pengembangan organisasi dan kepemimpinan PGRI yang bukan hanya mengandalkan pola yang konvensional dengan titik berat pada aspek kuantitatif masal seperti selama ini dilakukan, melainkan harus diimbangi oleh pola strategis yang lebih bersifat kualitatif.
Dalam rangka melaksanaka strategi kualitatif tersebut, PGRI sangat perlu mengadakan investasi secara berkelanjutan. Dalam kerangka ini, frekuensi dan kualitas pertemuan antara para anggota PGRI di berbagai tingkat, tempat, dan waktu dituntut untuk semakin tinggi. Mutu pertemuan ini makin lama harus makin bersifat pedagogis dan ilmiah sehingga PGRI menjadi suatu masyarakat ilmiah. Ini juga berarti bahwa kode etik guru Indonesia tidak hanya diucapkan, tetapi juga berkembang dalam sikap, pola tindakan dan prestasi para anggota PGRI yang semakin professional.

hakikat belajar mengajar

BAB III
HAKIKAT CIRI DAN KMPONEN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan elajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakan guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi inilah lahir interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri dan komponen. Ketiga aspek ini perlu diketahui oleh guru guna menunjang tugas di medan pengabdian. Ketiga aspek ini diuraikandalam pembahasan berikut:
A Hakikat belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subyek dan sebagai obyek dari kegiatan pengajaran. Mengajar adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Hakikat belajar adalah “perubahan” Sedangkan hakikat belajar mengajar adalah adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.
B Ciri-ciri belajar mengajar
Ciri belajar mengajar menurut Edi Suardi sebagai berikut:
1 Memiliki tujuan untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2 Ada suatu prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
3 Ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus.
4 Adanya aktivitas anak didik.
5 Peran guru sebagai pembimbing.
6 Penerapan disiplin.
7 Ada batas waktu
8 Evaluasi untuk mengetahui efektifitas.
C Kompone –komponen belajar mengajar
1 Tujuan
Tujuan adalah suatu cita- cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan prilaku murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari pelajaran yang diajarkan.
2 Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.
3 Kegiatan belajar mengajar
Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan di dalam proses belajar mengajar.
4 Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5 Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
6 Sumber pengajaran
Adalah segal sesuatu yang dapay digunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
7 Evaluasi
Evaluasi pendidikan adalah suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubunganya dengan dunia pendidikan.

BAB IV
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR
Beberapa pendekatan yang dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar:
A. Pendekatan individual
Masing masing anak didik mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainya. Strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
B. Pendekatan kelompok
Anak didik adalh sejenis makhluh homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat dapat ditumbuhkan rasa social yang tinggi pada diri setiap anak didik.
C. Pendekatan bervariasi
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam- macam.sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus.
D. Pendekatan edukatif
Semua pendekatan yang dilakukan oleh guru hrus bernilai edukatif, yaitu untuk mendidik, dan bukan oleh motif motif yang lain.
E. Pendekatan pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, continue dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah interaksi anak.
F. Pendekatan pembiasaan.
Dengan pembiasaan akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula.
G. Pendekatan emosional
Emosi adalah segala gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi mempunyai peran yang penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.
H. Pendekatan rasional
Walaupun disadari keterbatasan akal untuk memecahkan dan memikirkan sesuatu, tetapi diyakini pula bahwa dengan akal dapat dicapai ketinggian imu pengetahuan dan menghasilkan teknologi modern.
I. Pendekatan fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak diseklah bukanlah hanya sekadar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari hari sesuai dengan tingkat perkembanganya.
J. Pendekatan agama.
dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam jiwa siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.
K. Pendekatan kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat, dan persaan, secara lisan maupun tulisan. Pendekatan ini merupkan alternative pemecahan agar siswa mampu menguasai makna dari bahasa. Hal ini penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

BAB V
KEDUDUKAN PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM PENGAJARAN
A Kedudukan metode dalam belajar mengajar
1 Metode sebagai alt motivasi ekstrinsik
Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2 Metode sebagai strategi pengajaran.
Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
3 Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
B Pemilihan dan penentuan metode
1 Nilai strategi metode
Metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegitan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalanya kegiatan belajar mengajar.
2 Efektifitas penggunaan metode
Efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada keesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran.
3 Penting nya pemilihan dan penentuan metode
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika penentuan dan pemilihan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran.
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
a. Anak didik
b. Tujuan
c. Situasi
d. Fasilitas
e. Guru
C Macam-acam metode mengajar
1 Metode proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari bergai segi yang berhubungan sehingga pemecahanya secara keeluruhan dan bermakna.
2 Metode eksperimen
Adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3 Metode tugas dan resitasi
Adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukn kegiatan belajar.
4 Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
5 Metode sosio drama
Metode sosio drama dan role playing dapat dikatakan sama artinya. Sosio drama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam jubunganya dengan masalah social.
6 Metode Demonstrasi
Adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelejari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7 Metode Problem Solving
Melatih siswa untuk memecahkan masalah.
8 Metode karya wisata
Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau obyaek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari, menyelidikinya.
9 Metode Tanya jawab
Adalah cara penyajian daam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa.Tetapi dapat juga dari siswa kepada guru.
10 Metode latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
11 Metode ceramah
Merupakan siatu caramengajar yang menguraikan tentang suatu pokk persoalan serta masalah secara lisan.

analisis pengaruh PDRB

Tugas matakuliah penelitian pendidikan

Nama : Bambang trinursinggih

No Mhs : 074551398

Jurusan : Program kemampuan mengajar

Klas : D

ANALISIS PENGARUH PDRB PERKAPITA,

JUMLAH PENDUDUK ,DAN TINGKAT INFLASI

TEHADAP INVESTASI DI KABUPATEN KULON PROGO

1.1. Latar belakang masalah

Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi suatu Negara biasanya diukur dengan tingkat pendapatan nasionalnya. Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan adalah merupakan fungsi dari Konsumsi, Investasi, Pengeluaran pemerintah, dan Ekspor neto. Investasi merupakan salah satu komponen yang utama.

Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi, baik itu produksi barang maupun jasa. Dengan kata lain Investasi merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Pada tahun 1960-an ahli pembangunan Rostow berpendapat tenteng pentingnya investasi. Menurut Rostow setiap upaya tinggal landas mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dari dalam dan luarnegeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup dan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

Dinamika Investasi berpengruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara dan juga mencerminkan proses pembangunan. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi berdampak terhadap kebutuhan Investasi yang meningkat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam upaya meningkatkan jumlah investasi agar sesuai dengan tingkat yang diharapkan maka perlu diteliti beberapa factor yang berpengaruh terhadap besarnya investasi .

1.2. Identifikasi masalah

Apabila ditinjau secara menyeluruh Investasi dipengaruhi oleh berbagai variable ekonomi, social, dan stabilitas politik.

Variabel ekonomi berhubungan dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama yang berhubungan dengan kebutuhan fisik. Missal kebutuhn makan, berpakaian , tempat tinggal dan juga kebutuhan-kebutuhan lain yang terus meningkat seiring dengan perkembangannya.Dalam hal ini yang termasuk variable ekonomi misalnya tingkat upah minimum, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, harga barang-barang kebutuhan dan lain-lain.

Variabel social berhubungan dengan pola hubungan yang ada dalam masyarakat, misalnya kemampuan bekerjasama, tingkat penerimaan masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain, dan sebagainya.

Variabel stsbilitas politik berhubungan dengan tatanan system kekuasaan yang menjamin kestabilan kondisi dan kebijakan bagi berkembengnya kegitan ekonomi.

Semua variable tersebut akan membentuk suatu iklim yang menjadi acuan bagi investor baik dalam maupun luar negeri dalam menentukan lokasi investasi.Investor akan memilih lokasi yang paling menguntungkan dalam rangka mengantisipasi globalisasi yang ditandai dengan internasionalisasi produksi ekonomi.

1.3. Pembatasan masalah

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti beberapa variable ekonomi yang berpengaruh terhadap besarnya investasi dikabupaten kulon progo. Hal ini disebabkan Karena pertimbangan ekonomi adalah merupakan suatu pertimbangan yang utama bagi investor. Beberapa variable ekonomi yang akan diteliti adalah: PDRB perkapita, tingkat upah minimum, Tingkat inflasi, dan Tingkat suku bunga. Pemilihan wilayah penelitian kabupaten kulon progo karena masih sedikit nya perhatian dari peneliti lain tentang perkembangan ekonomi Kabupaten Kulon Progo.

1.4. Perumusan masalah

· Bagaimana pengaruh PDRB perkapita terhadap Investasi di Kulon Progo

· Bagaimana pengaruh Tingkat upah minimum terhadap Investasi di Kulon Progo

· Bagaimana pengaruh Tingkat inflasi terhadap Investasi di Kulon Progo

· Bagaimana pengaruh Tingkat suku bunga terhadap Investasi di Kulon Progo

· Bagaimana pengaruh besarnya prosentase pajak terhadap Investasi di Kulon Progo

2. Hipotesis

2.1. Diduga tingkat PDRB perkapita berpengruh positif terhadap besarnya investasi di kabupaten Kulon Progo

2.2. Diduga tingkat upah minimum berpengaruh negative terhadap besarnya investasi di Kabupaten Kulon Progo

2.3. Diduga Tingkat inflasi berpengaruh berpengruh negatif terhadap besarnya investasi di kabupaten kulon progo.

2.4. Diduga Tingkat suku bunga berpengaruh berpengaruh negatif terhadap besarnya investasi di kabupaten kulon progo.

2.5. Diduga prosentase pajak industri berpengaruh berpengaruh negatif terhadap besarnya investasi di kabupaten kulon progo.

Selasa, 16 Juni 2009

teori pembelajaran

Teori Pembelajaran Konstrustivisme

Posted March 15th, 2009 by andy_spamkidz

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

1. TEORI
Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks Filsafat Pendidikan, konstruktifisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Dalam proses pembelajaran konsep ini menghendaki agar anak didik dapat dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Si belajar harus aktif mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau sesama siswa.
Kreatifitas dan keaktifan si belajar membantu untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitifnya, mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif, dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran Top down dari pada Bottom Up.
Kata kunci : Pembelajaran - Konstruktifis - Si belajar - Kreatifitas.
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam ungkapan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai atau pelatihan ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah dimiliki siswa, sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Mereka telah memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, telah berkembang (teraktualisasi) atau sama sekali masih kuncup (potensial). Peran guru adalah mengaktualkan yang masih kuncup dan mengembangkan lebih lanjut apa yang sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan demikian siswa mampu mempertautkan dan memanfaatkan pengetahuan maupun ketrampilan yang mereka peroleh di sekolah dalam proses belajar di kehidupan mereka sehari-hari. Hasil akhirnya diharapkan kedalaman dan keluasan pemahaman siswa atas pengetahuan dan ketrampilan yang mereka tekuni lebih meningkat.
Penerapan proses pembelajaran yang memberikan keluasan kepada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang telah mereka miliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa pengetahuan tidak bersifat obyektif dan stabil, tetapi bersifat temporer dan tidak menentu, tergantung dari persepsi subyektif individu dan individu yang berpengetahuan menginterprestasikan serta mengkonstruksi suatu realisasi berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Penulisan ini bertujuan mengetahui dan memahami tentang pembelajaran konstruktifis sebagai salah satu pendekatan dalam menciptakan proses pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki.Selain itu juga untuk mengembangkan wawasan tentang ragam sistem pembelajaran beserta subtansi pola yang ditawarkan. Sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang efektif dan memberikan manfaat bagi peserta didik (si belajar).

2. KONSEP

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia ini terdapat pendidikan. Pendidikan dipandang merupakan kegiatan manusia untuk memanusiakan sendiri, yaitu manusia berbudaya. Konstruktifis sebagai suatu konsep yang banyak membicarakan masalah pembelajaran, diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun dan menganalisa problem pembelajaran dalam pergulatan dunia pendidikan. Konstruktifis berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktifisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Konstruktifis berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Menurut R. Wilis Dahar dalam bunga rampai “Membuka Masa depan Anak-Anak Kita”, dinyatakan bahwa sebagai filsafat belajar, konstruktifisme sudah terungkap dalam tulisan ahli Filsafat Giambattista Vico 1710, yang mengemukakan bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami apa yang dikonstruksinya sendiri. Banyak orang sepaham dengan gagasan ini tetapi yang pertama mengembangkan gagasan konstruktifisme yang ditetapkan dalam kelas dan perkembangan anak adalah Piaget.
Pandangan klasik yang selama ini berkembang adalah bahwa pengetahuan ini secara utuh dipindahkan dari fikiran guru kefikiran anak. Penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan terakhir inilah yang dianut oleh konstruktifisme.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, konstruktifisme berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia atau orang, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan ini perlu membangun kemandirian anak untuk mengelola pola pikir secara terarah. Dalam proses pembelajaran, konsep ini menghendaki agar anak didik dapat dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntunan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penyesuaian seperti ini, anak didik berada dalam suasana aman dan bebas (Imam Barnadib, 1997).

3. PRINSIP

Beberapa Prinsip tentang Konstruktifis Ada lima prinsip dasar tentang konstruktifis meliputi :

Prinsip l : Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
Prinsip 2 : Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
Prinsip 3 : Mencari dan menilai pendapat siswa
Prinsip 4 : Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Prinsip 5 : Menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran.

Menurut teori ini, satu prinsip penting dalam pembelajaran konstrutivisme adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar menggunakan stratigi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa, anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri harus memanjat anak tangga tersebut. Sistem pendekatan konstruktifis dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran top down daripada bottom up berarti siswa memulai dengan masalah komplek untuk dipecahkan, kemudian menemukan (dengan bimbingan guru) ketrampilan dasar yang diperlukan.

4. HAKEKAT

Hakekat pembelajaran konstruktifistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktifitas kreatif produktif dalam konsteks nyata yang mendorong si belajar untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemonstrasikan.
Dalam teori, peran guru adalah menyediakan suasana dimana para siswa mendesain dan mengarahkan kegiatan belajar itu lebih banyak dari pada menginginkan bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, maka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan ide-ide.
Bangunan pemahaman sekaligus penataan perilaku anak didik menjadi titik perhatian dalam pembelajaran konstruktifis. Menurut Yatim Riyanto, konstruktifistik berada dalam situasi kontras, berakar pada pengajaran cara lama yang dilaksanakan di sekolah Amerika. Secara tradisional, pembelajaran telah dipersiapkan menjadi “mimetic” (kegiatan meniru). Suatu proses yang melibatkan siswa untuk mengulangi atau meniru. Sementara di lain pihak, praktek pembelajaran konstruktif dilakukan untuk membantu siswa membentuk, mengubah diri atau mentransformasikan informasi baru.
Dengan pandangan Paulo Freire, untuk melakukan transformasi yang paling awal harus mengetahui konteks sosial pengajaran dan kemudian membedakan antara pendidikan yang membebaskan dengan pendidikan tradisional. Pada dasarnya pendidikan yang membebaskan adalah situasi dimana guru dan siswa sama-sama memiliki perbedaan. Hal demikian merupakan ujian perbedaan yang pertama pendidikan yang membebaskan dari sistem pendidikan konvensional. Di sini guru dan siswa sama-sama menjadi subyek kognitif dari upaya menjadi tabu. (Ira Shor dan Paulo Freire, 2001).
Dari tujuan tentang lingkup konstruktifisme dalam pembelajaran ini, pada dasarnya ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan antara lain:
1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri (Yatim Riyanto).

5. IMPLIKASI

Teori konstruktifis selain sebagai kajian filosofis, dalam praktisnya juga mengupas persoalan pembelajaran. Ada beberapa implikasi teori konstruktifis dalam pembelajaran antara lain :
~ Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa, guru juga harus memahami proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada jawaban tersebut.
~ Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas konstruktifis, penyajian pengetahuan jadi (ready made) tidak mendapat penekanan.
~ Pendekatan konstruktifis dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran TOP DOWN dari pada BOTTOM UP.
~ DISCOVERY LEARNING. Dalam discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri.
~ Pendekatan konstruktifis dalam pengajaran khas menerapkan SCAF FOLDING, dengan siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri.
Karena itu, pembelajaran konstruktif juga melibatkan guru-guru yang konstruktif dan memiliki daya kreatif tinggi. Sebagai guru yang konstruktif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Mendukung dan menerima otonomi dan inisiatif siswa.
2. Menggunakan data mentah dan nara sumber asli, bersama bahan yang manipulatif, interaktif dan nyata.
3. Ketika memberi tugas, menggunakan istilah kognitif, seperti klasifikasikan, analisa, meramalkan, ciptakan atau bentuk.
4. Memperbolehkan jawaban siswa menuntun pelajaran, mengubah strategi pembelajaran dan mengubah isi.
5. Mencari tahu tentang pengertian siswa akan konsep yang diberikan sebelum membagi pengertian-pengertian mereka tentang konsep tersebut.
6. Mendukung siswa untuk terlibat dalam dialog, baik dengan guru atau sesama siswa.
7. Mendorong siswa untuk bertanya dengan memberikan pertanyaan terbuka yang mendalam dan juga mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan satu dengan yang lain.
8. Mencari perluasan dari tanggapan awal siswa.
9. Mengajak siswa terlibat dalam pengalaman yang mungkin bertentangan dengan hipotesa awal mereka dan kemudian mendorong adanya diskusi.
10. Memberikan waktu bagi siswa untuk membentuk hubungan dan menciptakan metafor (perumpamaan).
11. Mengembangkan keinginan dan siswa dengan sering menggunakan model lingkaran belajar (learning cycle model).

Karena itulah diperlukan keahlian seorang pendidik yang mampu menyelam kehidupan dan dunia peserta didik. Dalam Quantum Teaching dinyatakan bahwa setiap interaksi dengan siswa setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional dibangun di atas prinsip “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita”, dan “Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka”, (Bobbi de Porter, 2000). Melalui kedekatan antara guru dan siswa, maka pesan pembelajaran akan dengan mudah ditransformasikan ke benak siswa. Konstruktifistik bukan suatu teori yang bersih dan kekurangan. Teori ini juga terbatas pada ruang dan waktu dalam pengaplikasiannya. Ada beberapa kendala yang mungkin timbul dalam penerapan teori belajar dengan pendekatan konstruktifis:
1. Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional.
2. Guru konstruktifis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media.
3. Pendekatan konstruktifis menuntut perubahan siswa evaluasi, yang mungkin belum bisa diterima oleh otoritas pendidik dalam waktu dekat.
4. Fleksibilitas kurikulum mungkin masih sulit diterima oleh guru yang terbiasa dengan kurikulum yang terkontrol.
5. Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradab tadi dengan proses belajar dan mengajar yang baru.

Melihat beberapa kendala yang mungkin saja muncul, maka perlu dikembangkan kondisi obyektif di lapangan. Hal-hal yang perlu dikembangkan tersebut antara lain :
1. Kurikulum disajikan dan kesatuan kebagian dengan penekanan konsep utama.
2. Sangat menghargai pertanyaan dari siswa.
3. Kegiatan kurikulum bertumpu pada sumber data primer dan materi yang digunakan single text book.
4. Siswa dianggap sebagai pemikiran.
5. Pada umumnya guru berperilaku secara interaktif menggunakan lingkungan sebagai media belajar.
6. Guru mencari sudut pandang siswa untuk memahamkan konsep yang disajikan pada siswa untuk keperluan pembelajaran lebih lanjut.
7. Penelitian terjalin menjadi satu dengan pembelajaran dan dilaksanakan dalam bentuk observasi terhadap kerja siswa/tampilan/tugas.
8. Siswa bekerja dalam kelompok.

Dalam teori konstruktifisme yang sangat penting adalah bahwa dalam proses belajar siswalah yang harus mendapatkan tekanan. Mereka yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Siswa yang harus bertanggungjawab terhadap hasil belajarannya. Penekanan belajar siswa aktif ini dalam dunia pendidikan terlebih di Indonesia kiranya sangat penting dan perlu dikembangkan.
Kreatifitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif mereka. Mereka akan terbantu menjadi orang yang kritis menganalisis suatu hal, sebab mereka selalu berfikir, bukan menerima saja. Proses mandiri dalam berfikir perlu dibantu oleh pendidik. Anggapan lama yang menyatakan bahwa anak itu tidak tahu apa-apa, sehingga pendidik harus mencekoki mereka dengan bermacam hal, kiranya tidak cocok lagi dengan prinsip konstruktifis. Meski demikian, tidak secara mutlak sebuah teori atau pendekatan cocok diterapkan dalam semua kondisi. Termasuk juga teori konstruktifis. Dalam hal ini tentunya ada beberapa kendala aplikatif. Sehingga perlu penelaahan lebih lanjut terhadap teori ini, untuk kemudian diupayakan penyesuaian dengan kondisi di lapangan.