penelusuran dari blog ini

Kamis, 27 Agustus 2009

opini tentang pgri

OPINI PGRI
TUGAS MATA KULIAH KE-PGRI AN














OLEH :
BAMBANG TRINUR SINGGIH, S.E.
NMS: 074551398
JURUSAN AKTA MENGAJAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2008




Nama : Bambang Trinur Singgih
NMS : 074551398
Klas : D
Opini PGRI

PGRI adalah singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia. Berdiri tanggal 25 November 1945 pada kongres guru Indonesia yang diselenggarakan di Surakarta Jawa tengah. Jangkauan organisasi ini berskala nasional dan terbuka menyeluruh untuk semua guru. Berdirinya organisasi ini menyatukan perjuangan guru dari semua tingkat dan golongan..
Sebagai organisasi perjuangan PGRI merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak asasinya baik secara pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, maupu pemangku profesi keguruan. Pgri bertujuan untuk mewujudkan hak-hak kaum guru dalam wadah Negara Kesatua Republik Indonesia.Perjuangan dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara konstitusional,procedural dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera. Untuk itu PGRI secara konsisten dan konsekuen memperjuangkan kesejahteraan guru, baik lahir maupun batin, baik materiil maupun non materiil agar mereka dapat memperoleh kepuasan kerja yang didukung dengn imbalan jasa yang memadai, rasa aman dalam kerja, lingkungan kerja yang kondusif, pergaulan antar pribadi yang baik dan sehat, serta memperoleh kesempatan pengembangan diri dan karier.
Sebagai organisasi profesi PGRI berfungsi sebagai wadah kebersamaan dan rasa kesejawatan para anggota dalam mewujudkan keberadaanya dilingkungan masyarakat, memperjuangkan segala aspirasi dan kepentingannya suatu profesi, menetapkan standar prilaku professional, melindungi seluruh anggotanya, meningkatkan kualitas kesejahteraan, dan mengembangkan kualitas pribadi dan profesi. Setiap anggota PGRI mendapat perlindungan dalam mewujudkan profesionalismenya. Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi dan profesi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif. Kinerja guru professional akan tercermin dalam pelakasanaan tugasnya yang dilandasi keahlian dalam materi maupun metode. Keahlian yang diamati oleh guru professional diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Dengan keahlian itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.
Setelah mampu mengambil hikmah dari pengalaman selama kurun waktu lebih dari setengah abad PGRI secara berencana memikirkan kemungkinan arah pengembangannya dalam kurun waktu 30 tahun mendatang . selama ini perjuangan PGRI sebagai organisasi profesi guru tercermin dalam 3 bentuk. Pertama perjuangan dalam bentu gagasan, nilai, norma, peraturan dan sejenisnya.Kedua , yang berwujud dalam pola tndakan sesuai dengan tantangan zamanya. Ketiga, wujud perjuangan professional sebagai identitas PGRI yang yeruji dalam pasang surut peran yang diembanya dalam panggung sejarah Indonesia sejak tahun 1945.
Apabila kita dengan sadar dan sengaja menyediakan waktu untuk meneliti kembali secara cermat gagasan gagasan , pola tindakan dan prestasi PGRI sejak awal bersirinya sampai sekarang, maka akan kita temukan kembali bahwa bahwa pada hakekatnya PGRI adalah sebuah organisasi profesi pendidik pada mumnya dan para guru pada khususnya. Akan tetapi tampak bahwa penampilan PGRI yang tercermin dari keputusan konggres yang satu ke konggres yang lain seolah olah sebagai organisasi masa yang lebih bersifat politis daripada professional.
Berdasar pengamatan bertahun-tahun, tamp-ak jelas bahwa PGRI seperti juga oeganisasi yang lainya mempunyai pengalaman yang penting dalam rangka menyukseskan strategi yang bersifat kuantitatif , dalam arti menggalang masa secara plitis, terutama waktu menjelang pemilu. Misalnya seperti diketahui , sejak mulainya orde baru dan kemudian munculnya sekber Golkar, PGRI merupakan salah satu eksponen Golkar sejak awal. Dilain pihak pelaksanaan dan perjuangan PGRI yang mengarah pada strategi kualitatif terasa tersendat- sendat. Untuk masa kini dan masa mendatang PGRI perlu memikirkan, memilih, memutuskan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi berbagai pola pikir, pola tindakan,dan prestasi yang diharapkan dalam rangka meningkatkan profesionalismenya dibidang pendidikan pada umumnya dan keguruan pada khususnya.
Masa depan menuntut semakin tingginya kualitas dari pada semata mata kuantitas(jumlah anggota). PGRI sangat berpengalaman dalam melayani para anggotanyayang sebagian besar guru SD, sementara peningkatan kualitas profesi diperlukan oleh para guru pada semua jenis jenjang pendidikan. Untuk itu PGRI dituntut untuk lebih akrab dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para guru sekolah menengah, dan bahkan para dosen perguruan tinggi.Hal in pada giliranya akan berimplikasi pada strategi pengembangan organisasi dan kepemimpinan PGRI yang bukan hanya mengandalkan pola yang konvensional dengan titik berat pada aspek kuantitatif masal seperti selama ini dilakukan, melainkan harus diimbangi oleh pola strategis yang lebih bersifat kualitatif.
Dalam rangka melaksanaka strategi kualitatif tersebut, PGRI sangat perlu mengadakan investasi secara berkelanjutan. Dalam kerangka ini, frekuensi dan kualitas pertemuan antara para anggota PGRI di berbagai tingkat, tempat, dan waktu dituntut untuk semakin tinggi. Mutu pertemuan ini makin lama harus makin bersifat pedagogis dan ilmiah sehingga PGRI menjadi suatu masyarakat ilmiah. Ini juga berarti bahwa kode etik guru Indonesia tidak hanya diucapkan, tetapi juga berkembang dalam sikap, pola tindakan dan prestasi para anggota PGRI yang semakin professional.

1 komentar: